Rabu, 13 Juni 2012

                                                                  KONSEP KEBIDANAN
                                                                   Manajemen Kebidanan
                                                                                Dan
                                                 Langkah-langkah dalam Manajemen Kebidanan

Pengertian Manajemen Kebidanan
    Manajemen :
-     Penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran
-    Pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan dan organisasi

    Manajemen Kebidanan          metode berfikir dan bertindak secara sistematis dan logis dalam memberi asuhan kebidanan.
       (Sumber : Konsep kebidanan )
        Oleh: Dra. Hj. Suryani Soepardan, Dipl.M, MM, Jakarta-EGC, 2007
    Manajemen Kebidanan           pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengkajian analisa data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
(Sumber: Buku 50 tahun IBI)


Langkah-langkah dalam Manajemen Kebidanan
I.    Tahap Pengumpulan Data
       Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara:
    Anamnesis dan observasi langsung
Pertanyaan/wawancara atau anemsis dapat dilakukan oleh seorang bidan seperti berbicara dengan ibu, mengajukan pertnyaan-pertanyaan mengenai kondisi ibu dan mencatat riwayat. Mengamati perilaku ibu dan apakah ibu terlihat sehat atau sakit, merasa nyaman atau nyeri.
    Pemeriksaan fisik
Seperti: infeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi.
    Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium,USG,Rontgen, dsb.
    Catatan Medik
       (Sumber: Asuhan Pers alinan Normal, Edisi ketiga (Revisi), 2007)

II.  Interprestasi Data Dasar
       Interprestasi Data untuk mendukung diagnosis atau identifikasi masalah.
          Data dasar tersebut kemudian diinterprestasikan sehingga dapat dirumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik.
           Suatu diagnosis kerja diuji dan dipertegas atau dikaji ulang berdasarkan pengamatan dan pengumpulan data secara terus-menerus.
            Untuk membuat diagnosis dan identifikasi masalah, diperlukan:
    Data yang lengkap dan akurat
    Kemampuan untuk menginterprestasikan/analisis data
    Mengetahui esensial, intuisi dan pengalaman yang relevan dengan masalah yang ada.
(Sumber:Konsep kebidanan , 2007  dan Asuhan Persalinan Normal  Edisi ketiga (revisi) 2007)
alinan Normal, Edisi ketiga (Revisi), 2007)
     



III. Identifikasi Diagnosis/Masalah Potensial dan Antisipasi Penanganannya
          Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila dilakukan pencegahan.
     Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosis/masalah potensial ini menjadi kenyataan. Langkah ini penting sekali dalam melakukan asuhan yang aman, hal ini bersifat antisipasi yang rasional/logis.
            (Sumber : Konsep kebidanan )
        Oleh: Dra. Hj. Suryani Soepardan, Dipl.M, MM, Jakarta-EGC, 2007
      
   IV.       Menetapkan Perlunya Konsultasi dan Kolaborasi  Segera dengan Tenaga    Kesehatan Lain
          Bidan mengidentifikasi perlunya bidan atau dokter melakukan konsultasi atau penanganan segera bersama anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien.
       Dalam hal melakukan suatu tindakan harus disesuaikan dengan prioritas masalah/kondisi keseluruhan yang dihadapi klien.
       Hal ini dapat bersifat  mandiri, kolaborasi, atau bersifat rujukan.
       (Sumber:Konsep kebidanan , 2007  dan Asuhan Persalinan Normal  Edisi ketiga (revisi) 2007)
V.      Menyusun Rencana Asuhan Menyeluruh
           Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi segala hal yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang terkait.
           Asuhan dalam hal ini harus bersifat rasional dan valid yang didasarkan pada pengetahuan, teori terkini (up to date), dan sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan klien.
              (Sumber : Konsep kebidanan )
        Oleh: Dra. Hj. Suryani Soepardan, Dipl.M, MM, Jakarta-EGC, 2007
VI.    Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efi dan Aman
       Setelah membuat rencana asuhan, laksanakan rencana tersebut secara tepat waktu dan aman.
       Pada beberapa keadaan, penolong sering dihadapakan pada pilihan yang sulit karena keluarga menginginkan hal yang terbaik untuk anggota keluarga mereka/klien dan hal ini memerlukan upaya dan pengertian lebih agar ibu/keluarga mengerti.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan:
    Bukti-bukti ilmiah
    Rasa percaya ibu terhadap penolong persalinan
    Pengalaman saudara atau kerabat untuk kasus yang serupa
    Tempat dan kelengkapan fasilitas kesehatan
    Biaya yang diperlukan
    Akses tempat rujukan
    Luaran dari sistem dan sumberdaya yang ada
    (Sumber:Konsep kebidanan , 2007  dan Asuhan Persalinan Normal  Edisi ketiga (revisi) 2007)
       



VII.    Evaluasi
       Evaluasi dilakukan secara siklus dan dengan mengkaji ulang asuhan yang tidak efektif untuk mengetahui faktor mana yang menguntungkan atau menghambat keberhasilan asuhan yang diberikan.
       Bila asuhan atau intervensi tidak membawa hasil atau dampak seperti yang diharapkan maka sebaiknya dilakukan kajian ulang dan penyusunan kembali rencana asuhan sehingga dapat memberi dampak seperti yang diharapkan.
        (Sumber:Konsep kebidanan , 2007  dan Asuhan Persalinan Normal  Edisi ketiga (revisi) 2007)


Sumber Referensi:
1. Buku Konsep Kebidanan (Dra. Hj. Suryani Soepardan, Dipl.M, MM), Jakarta-EGC, 2007
2. Asuhan Persalinan Normal, Edisi ketiga (Revisi) 2007
3. Buku 50 Tahun IBI
             ADAPTASI PSIKOLOGIS dan FAKTOR PSIKOLOGIS IBU PADA MASA NIFAS
A.    Adaptasi Psikologis Pada Masa Nifas
Periode masa nifas merupakan waktu dimana ibu mengalami stres pasca persalinan, terutama pada ibu primipara.
Hal-hal yang dapat membantu ibu dalam beradaptasi pada masa nifas adalah sebagai berikut :
1.    Fungsi yang mempengaruhi untuk sukses dan lancarnya masa transisi menjadi orang tua.
2.    Respons dan dukungan dari keluarga dan teman dekat.
3.    Riwayat pengalaman hamil dan melahirkan sebelumnya.
4.    Harapan, keinginan, dan apresiasi ibu saat hamil juga melahirkan.
Fase-fase yang akan dialami oleh ibu pada masa nifas antara lain:
1.    Fase taking in.
2.    Fase taking hold.
3.    Fase letting go.
Fase Taking In
Fase ini merupakan periode ketergantungan, yang berlangsung dari hari pertama sampai hari ke dua setelah melahirkan. Ibu terfokus pada dirinya sendiri, sehingga cenderung pasif terhadap lingkungannya. Ketidak nyamanan yang dialami antara lain rasa mules, nyeri pada luka jahitan, kurang tidur, kelelahan. Hal yang perlu diperhatikan pada fase ini adalah istirahat cukup, komunikasi yang baik dan asupan nutrisi.
Gangguan psikologis yang dapat dialami oleh ibu pada fase ini adalah :
1.    Kekecewaan pada bayinya.
2.    Ketidaknyamanan sebagai akibat perubahan fisik yang dialami.
3.    Rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya.
4.    Kritikan suami atau keluarga tentang perawatan bayinya.





Fase Taking Hold
Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawab dalam perawatan bayinya. Perasaan ibu lebih sensitif sehingga mudah tersinggung. Hal yang perlu diperhatikan adalah komunikasi yang baik, dukungan dan pemberian penyuluhan/pendidikan kesehatan tentang perawatan diri dan bayinya. Tugas bidan antara lain: mengajarkan cara perawatan bayi, cara menyusui yang benar, cara perawatan luka jahitan, senam nifas, pendidikan kesehatan gizi, istirahat, kebersihan diri dan lain-lain.

Fase Letting Go
Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya. Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai dapat menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. Terjadi peningkatan akan perawatan diri dan bayinya. Ibu merasa percaya diri akan peran barunya, lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan dirinya dan bayinya. Dukungan suami dan keluarga dapat membantu merawat bayi. Kebutuhan akan istirahat masih diperlukan ibu untuk menjaga kondisi fisiknya.
Hal-hal yang harus dipenuhi selama nifas adalah sebagai berikut:
1.    Fisik. Istirahat, memakan makanan bergizi, sering menghirup udara segar, dan lingkungan yang bersih.
2.    Psikologi. Stres setelah persalinan dapat segera distabilkan dengan dukungan dari keluarga yang menunjukan rasa simpati, mengakui dan menghargai ibu.
3.    Sosial. Perhatian, rasa kasih sayang, menghibur ibu saat sedih dan menemani saat ibu merasa kesepian
4.    Psikososial.

B.    Faktor Psikologis Pada Masa Nifas
Morbiditas Psikologis
Beban emosional pascalahir merupakan hal yang biasa ditemui setelah kehamilan. Hal ini sangat bervariasi, mulai dari gangguan perasaan sendu yang ringan (ditemui pada sekitar 80% ibu) sampai depresi postprtum atau psikosis.
Depresi Postpartum
Depresi postpartum sering terjadi pada masa ini. Menurut para ahli mereka didiagnosis menderita depresi postpartum. Depresi merupakan gangguan afeksi yang paling sering dijumpai pada masa postpartum ( Gorrie,1998). Walaupun insidensinya sulit untuk diketahui secara pasti, namun diyakini 10-15% ibu yang melahirkan mengalami gangguan ini (Green dan adams, 1993). Angka kejadian depresi postpartum di Indonesia sendiri juga belum dapat diketahui secara pasti hingga kini, mengingat belum adanya lembaga terkait yang melakukan penelitian terhadap kasus tersebut.
Tanda dan gejala yang mungkin diperlihatkan pada penderita depresi postpartum adalah sebagai berikut :
1.    Perasaan sedih dan kecewa.
2.    Sering menangis.
3.    Merasa gelisah dan cemas.
4.    Kehilangan ketertarikan terhadap hal-hal yang menyenangkan.
5.    Nafsu makan menurun.
6.    Kehilangan energi dan motivasi untuk melakukan sesuatu.
7.    Tidak bisa tidur (insomnia).
8.    Perasaan bersalah dan putus harapan (hopeless).
9.    Penurunan atau peningkatan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
10.    Memperlihatkan penurunan keinginan untuk mengurus bayinya.


Walaupun banyak wanita mengalami depresi postpartum segera setelah melahirkan, namun beberapa wanita tidak merasakan tanda depresi sampai beberapa minggu atau beberapa bulan kemudian. Depresi dapat saja terjadi dalam kurung waktu enam bulan berikutnya. Depresi postpartum mungkin saja berkembang menjadi postpartum psikosis, walaupun jarang terjadi. Hal tersebut merupakan penyakit sangat serius dan semua gejala depresi postpartum dialami oleh mereka yang menderita postpartum psikosis serta bisa sampai melukai diri sendri, bahkan hingga membunuh anak-anaknya.
Penyebab depresi postpartum sendri belum diketahui secara pasti (Gorrie, 1998). Namun, beberapa hal yang dicurigai sebagai faktor predisposisi terjadinya depresi postpartum adalah sebagai berikut :
1.    Perubahan hormonal yang cepat. Hormon yang terkait dengan terjadinya depresi postpartum adalah prolaktin, steroid, progesteron, dan estrogen.
2.    Masalah medis dalam kehamilan seperti PIH (pregnancy-induced hypertention), diabetes militus, atau disfungsi tiroid.
3.    Riwayat depresi, penyakit mental, dan alkoholik, baik pada diri ibu maupun dalam keluarga.
4.    Karakter pribadi seperti harga diri rendah ataupun ketidakdewasaan.
5.    Marital dysfunction ataupun ketidakmampuan membina hubungan dengan orang lain yang mengakibatkan kurangnya support system.
6.    Marah dengan kehamilan (unwanted pregnancy)
7.    Merasa terisolasi.
8.    Kelemahan, gangguan tidur, ketakutan terhadap masalah keuangan keluarga, dan melahirkan anak dengan kecacatan atau penyakit.
Respons yang terbaik dalam menangani kasus depresi postpartum (DPP) adalah kombinasi antara psikoterapi, dukungan sosisal, dan medikasi seperti antidepresan. Suami dan anggota keluarga yang lain harus dilibatkan dalam sesi konseling, sehingga dapat dibangun pemahaman dari orang-orang terdekat ibu terhadap apa yang dirasakan dan dibutuhkannya.
C.    Cara Mengatasi Ancaman Depresi Setelah Melahirkan
Beberapa cara berikut dapat membantu seorang wanita terbebas dari ancaman depresi setelah melahirkan :
Pelajari Diri Sendiri
Pelajari dan mencari informasi mengenai depresi postpartum, sehingga anda sadar terhadap kondisi ini. Apabila terjadi, maka anda akan segera mendapat bantuan secepatnya.
Tidur dan Makan yang Cukup
Diet nutrisi cukup penting untuk kesehatan, lakukan usaha yang terbaik dengan makna dan tidur yang cukup. Keduanya penting selama periode postpartum dan kehamilan.
Olahraga
Olahraga adalah kunci untuk mengurangi postpartum. Lakukan peregangan selama 15 menit dengan berjalan setiap hari, sehingga membuat anda merasa lebih baik dan menguasai emosi berlebihan dalam diri anda.
Hindari Perubahan Hidup Sebelum atau sesudah Melahirkan
Jika memungkinkan, hindari membuat keputusan besar seperti membeli rumah atau pindah tempat kerja, sebelum atau setelah melahirkan. Tetaplah hidup secara sederhana dan menghindari stres, sehingga dapat segera dan lebih mudah menyembuhkan postpartum yang diderita.
Beritahu Perasaan Anda
Jangan takut untuk berbicara dan mengekspresikan perasaan yang anda inginkan dan butuhkan demi kenyamanan anda sendiri. Jika memiliki masalah dan merasa tidak nyaman terhadap sesuatu, segera beritahukan pada pasangan atau orang terdekat.
Dukungan Keluarga dan Orang Lain Diperlukan
Dukungan kelurga atau orang yang anda cintai selama melahirkan sangat diperlukan. Ceritakan pada pasangan atau orang tua anda, atau siapa saja yang bersedia menjadi pendengar yang baik. Yakinkan diri anda, bahwa mereka akan selalu berada disisi anda setiap mengalami kesulitan.




Persiapkan Diri dengan Baik
Persiapan sebelum melahirkan sangatlah diperlukan. Ikutlah senam hamil yang sangat membantu serta buku atau artikel lainnya yang anda perlukan. Kelas senam hamil akan sangat membantu anda dalam mengetahui berbagai informasi yang diperlukan, sehingga nantinya anda tidak akan terkejut setelah keluar dari kamar bersalin. Jika anda tahu apa yang diinginkan, pengalaman traumatis saat melahirkan akan dapat dihindari.

Lakukan Pekerjaan Rumah Tangga
Pekerjaan ruma tangga sedikitnya dapat membantu anda melupakan gejolak perasaan yang terjadi selama periode postpartum. Kondisi anda yang belum stabil bisa anda curahkan dengan memasak atau membersihkan rumah. Mintalah dukungan dari kelurga dan lingkungan anda, meski pembantu rumah tangga anda telah melakukan segalanya.
Dukungan Emosional
Dukungan emosi dari lingkungan dan juga kelurga akan membantu anda dalam mengatasi rasa frustrasi yang menjalar. Ceritakan kepada mereka bagaimana perasaan serta perubahan kehidupan anda, sehingga anda merasa lebih baik setelahnya.
Dukungan Kelompok Depresi Postpartum
Dukungan terbaik datang dari orang-orang yang ikut mengalami dan merasakan hal-hal yang sama dengan anda. Carilah informasi mengenai adanya kelompok depresi postpartum yang bisa anda ikuti, sehingga anda tidak merasa sendirian menghadapi persoalan ini.

Referensi :
1.    Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika (Halaman: 63-69)
2.    Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonata, 2002. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo (Halaman:U-6 s/d U-7)
3.    www.lusa.web.id/adaptasi-psikologis-ibu-masa-nifas

       GENDER DAN PERBEDAAN BIOLOGIS ANTARA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN



A.    PENGERTIAN
Menurut Kantor Menneg PP, BKKBN, UNFPA (2001):
1.    Gender adalah perbedaan peran, fungsi, tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan yang dibentuk, dibuat dan dikontruksi oleh masyarakat dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman akibat kontruksi sosisal.
2.    Seks adalah perbedaan jenis kelamin yang ditentukan secara biologis yang secara fisik melekat pada masing-masing jenis kelamin, laki-laki dan perempuan.

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat dirumuskan perbedaan antara gender dan seks dalam tabel berikut :

GENDER
Perbedaan peran, fungsi, hak, sikap perilaku dibentuk oleh masyarakat.

Dapat berubah/ berkembang sesuai kemajuan IPTEK

Dapat bergantian antara laki-laki dan perempuan   

SEKS
Takdir, Tuhan, perbedaan biologis, hormona, anatomi & fisiologi, pemberian Tuhan, diciptakan oleh Tuhan.


Tetap


Tidak dapat bergantian antara laki-laki dan perempuan.



Jadi perbedaan gender dapat disimpulkan bahwa gender perbedaan yang tampak secara sosial antara laki-laki dan perempuan.
Dan perbedaan seks dapat disimpulkan bahwa seks pebedaan yang tampak secara biologis. Perbedaan ini secara nyata terlihat dalam biologisnya. Sebagai contoh, sebagian besar laki-laki umumnya lebih tinggi dari 99% populasi perempuan di dunia. Peran biologis yang nyata antara pria dan wanita tampak pada kenyataan kalau hanya wanita yang melahirkan, sementara hanya pria yang tidak mengalami menstruasi. Walau begitu pengaruh sosial budaya membawa pada perbedaan yang lebih dari sekedar perbedaan alamiah ini. Perbedaan sosial budaya dapat diperbaiki dengan jalan revolusi sosial budaya, sementara itu perbedaan biologis, tidak dapat. Perbedaan biologis bersifat warisan, atau apa yang orang religius katakan sebagai kodrat.
Contoh lain dalam kebidanan adalah ketika dalam keluarga, suami istri menginginkan anak laki-laki namun ternyata mereka dikaruniai seorang anak perempuan, suaminya tidak menerima kalau anaknya perempuan dan menyalahkan keadaan dan tidak memperdulikan istrinya setelah melahirkan. Sebagai bidan seharusnya kita dapat memberikan pengertian, informasi kepada suaminya agar dapat menerima anaknya dan tidak menyalahkan istrinya.


B.    Teori Gender
Menurut Kantor Menneg PP, BKKBN, UNFPA (2001) ada tiga teori tentang gender :
1.    Teori Nurture
Rumusan yang dibentuk oleh masyarakat mengakibatkan perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Kaum laiki-laki dianggap sama dengan kaum yang berkuasa / penindas, sedangkan kaum perempuan sebagai kaum yang tertindas, terpedaya. Perjuangan diawali oleh kaum feminis Internasional yang memperjuangkan kesamaan (sameness), kesamaan berdasarkan konsep 50-50 (fifty-fifty). Konsep ini dinamakan perfect equality (kesamaan kualitas). Perjuangan mereka mendapatkan kendala dari segi agama dan budaya.
Konsep sosial konflik yang mendudukan laki-laki sebagai kaum borjuis atau penindas dan perempuan sebagai kaum proletar atau tertindas, maka untuk menggapai persamaan dengan cara menghapuskan kaum penindas. Paham sosial konflik banyak dianut oleh masyarakat sosial komunis yang meniadakan strata penduduk. Paham ini menegakan kesamaan yang proporsional dalam segala kegiatan masyarakat seperti dilembaga tinggi negara, jabatan dalam instansi, pimpinan. Untuk mencapai hak tersebut maka disusun suatu program khusus untuk memberikan kesempatan yang sama bagi pemberdayaan perempuan agar terpacu untuk ambil bagian dalam mendapatkan posisi yang selama ini banyak diduduki oleh kaum laki-laki.
2.    Teori Nature
Paham ini memandang adanya perbedaan antara laki-laki dan perempuan merupakan takdir Tuhan yang mesti diterima manusia sebagai makhluk ciptaanNya. Adanya perbedaan secara biologis merupakan pertanda perbadaan tugas dan peran yang mana tugas dan peran tersebut ada yang dapat digantikan tetapi ada yang tidak karena takdir alamiah.
Dalam kehidupan keluarga dan kehidupan sosial diperlukan kerjasama saling mendukung. Dalam kelurga ada kepala rumah tangga dan ibu rumah tangga. Dalam kehidupan sosial terdapat pemimpin dan anggota yang mana masing-masing mempunyai perbedaan tugas, fungsi dan tanggung jawab. Pemimpin hanya satu orang. Perbedaan yang berlandaskan demokratis dengan komitmen agar tercipta saling pengertian dan penerimaan.
3.    Teori Equilibrium / Keseimbangan
Hubungan antara laki-laki dan perempuan merupakan satu kesatuan yang saling menyempurnakan, karena setiap laki-laki dan perempuan memiliki kelemahan dan keutamaan masing-masing, harus saling bekerjasama dalam kemtraan dan keharmonisan dalam kehidupan keluarga, masyarakat dan negara. Maka semua kebijakan dan strategi pembangunan harus dipertimbangkan keseimbangan antara perempuan dan laki-laki, kepentingan serta sejauh mana peran laki-laki dan perempuan.

Referensi :


1.    Widyastuti, Yani dkk (2009). Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya
2.    http://www.faktailmiah.com

Kamis, 03 Mei 2012

Konsep Kesehatan Reproduksi
1.    Kaitan Kesehatan Reproduksi dengan Bidan.
Meliputi ruang lingkup kesehatan reproduksi yang luas antara lain:
a.   Kesehatan Ibu dan bayi baru lahir.
b.   Pencegahan dan penanggulangan Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) termasuk
      PMS-HIV/AIDS.
c.   Pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi.
d.   Kesehatan reproduksi remaja.
e.   Pencegahan dan penanganan infertilitas.
f.    Kanker pada usia lanjut dan osteoporosis.
g.   Berbagai aspek kesehatan reproduksi lain, misalnya kanker serviks, mutilasi
      genetal, fistula, dll.

Bidan sebagai tenaga kesehatan berpartisipasi aktif dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, berperan aktif dalam pendidikan khususnya kesehatan untuk taraf hidup yang lebih baik yang mampu memberikan pengetahuan serta pendidikan melaui penyuluhan kepada ibu hamil, remaja, wanita menopouse dan sebagainya.
1.    Definisi Kesehatan Reproduksi.
DEFINISI SEHAT (WHO)
    Keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial yang utuh.  Jadi sehat berarti bukan sekedar tidak ada penyakit ataupun kecacatan, tetapi juga kondisi psikis dan sosial yang mendukung perempuan untuk melalui proses reproduksi baik perempuan maupun laki-laki berhak mendapatkan standar kesehatan yang setinggi-tingginya, karena kesehatan merupakan hak asasi manusia yang telah diakui dunia internasional.

DEFINISI KESEHATAN REPRODUKSI
         Istilah reproduksi berasal dari kata “re” yang artinya kembali dan kata produksi yang artinya membuat atau menghasilkan. Jadi istilah reproduksi mempunyai arti suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidupnya. Sedangkan yang disebut organ reproduksi adalah alat tubuh yang berfungsi untuk reproduksi manusia.
Menurut BKKBN (2001), defenisi kesehatan reproduksi adalah kesehatan secara fisik, mental, dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan.
         Sedangkan menurut ICPD (1994) kesehatan reproduksi adalah sebagai hasil akhir keadaan sehat sejahtera secara fisik, mental, dan sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala hal yang terkait dengan sistem, fungsi serta proses reproduksi.
         Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara menyeluruh mencakup fisik, mental dan kehidupan sosial,yang berkaitan dengan alat,fungsi serta proses reproduksi. Dengan demikian kesehatan reproduksi bukan hanya kondisi bebas dari penyakit,melainkan bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan memuaskan sebelum menikah dan sesudah menikah.

2.    Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi dalam Siklus Kehidupan.

RUANG LINGKUP KESEHATAN REPRODUK
Menurut Depkes RI (2001) ruang lingkup kesehatan reproduksi sebenarnya sangat luas, sesuai dengan definisi yang tertera di atas, karena mencakup keseluruhan kehidupan manusia sejak lahir hingga mati. Dalam uraian tentang ruang lingkup kesehatan reproduksi yang lebih rinci digunakan pendekatan siklus hidup (life-cycle approach), sehingga diperoleh komponen pelayanan yang nyata dan dapat dilaksanakan.
Untuk kepentingan Indonesia saat ini, secara nasional telah disepakati ada empat komponen prioritas kesehatan reproduksi, yaitu :
1. Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir
2. Keluarga Berencana
3. Kesehatan Reproduksi Remaja
4. Pencegahan dan Penanganan Penyakit Menular Seksual, termasuk HIV/AIDS.

Secara lebih luas, ruang lingkup kespro meliputi :
1.    Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
2.    Keluarga Berencana
3.    Pencegahan dan Penanggulangan Infeksi Saluran Reproduksi ( ISR ), trmasuk PMS-HIV / AIDS
4.    Pencegahan dan penangulangan komplikasi aborsi
5.    Kesehatan Reproduksi Remaja
6.    Pencegahan dan Penanganan Infertilitas
7.    Kanker pada Usia Lanjut dan Osteoporosis
8.    Berbagi aspek Kesehatan Reproduksi lain misalnya kanker serviks, mutilasi genetalia, fistula dll.

      Dalam penerapanya di pelayanan kesehatan, komponen kespro yang masih menjadi masalah di Indonesia adalah ( PKRE) Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial, terdiri dari :
1.    Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir
2.    Keluarga Berencana
3.    Kesehatan Reproduksi Remaja
4.    Pencegahan dan Penanggulangan Infeksi Saluran Reproduksi ( ISR ), trmasuk PMS-HIV / AIDS
5.    Paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Komprehensif (PKRK) ditambah Kesehatan Reproduksi Usia Lanjut

D.    PENDEKATAN SIKLUS HIDUP
    Pendekatan yang diterapkan dalam menguraikan ruang lingkup kesehatan reproduksi adalah pendekatan siklus hidup, yang berarti memperhatikan kekhususan kebutuhan penanganan sistem reproduksi pada setiap fase kehidupan, serta kesinambungan antar-fase kehidupan tersebut. Dengan demikian, masalah kesehatan reproduksi pada setiap fase kehidupan dapat diperkirakan, yang bila tak ditangani dengan baik maka hal ini dapat berakibat buruk pada masa kehidupan selanjutnya. Dalam pendekatan siklus hidup ini dikenal lima tahap, yaitu :
1. Konsepsi
2. Bayi dan anak
3. Remaja
4. Usia subur
5. Usia lanjut                                                                                                                                           
   




3.    Sejarah Kesehatan Reproduksi.
   Pada tahun 1990 muncul pandangan baru tentang seksualitas dan kesehatan reproduksi perempuan berdasarkan HAM hal ini ditandai dengan terselenggaranya beberapa conferensi internasional yang membahas hal tersebut diantaranya:

1. Konferensi Wina Austria 1993
    Konferensi internasional tentang HAM di Wina pada tahun 1993 mendiskusikan HAM dalam perspektif Gender serta isu-isu kontropersial mengenai hak-hak reproduksi dan seksual. Deklarasi dan plaform aksi Wina menyebutkan bahwa “hak azasi perempuan dan anak perempuan adalah mutlak, terpadu dan merupakan bagian dari HAM” (Wallstam dalam Pusdiknakes 2004).

2. ICPD Kairo Mesir 1994
    Population and Depelopmen/ICPD). Yang disponsori oleh perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di Kairo Mesir pada tahun 1994, dihadiri oleh 11.000 perwakilan dan lebih 180 negara. Konfrensi tersebut melahirkan kebijakan baru tentang pembangunan dan kependudukan, seperti tercantum dalam program aksi 20 tahun, yang tidak lagi terfokus pada pencapaian target populasi tertentu tetapi lebih ditujukan pada upaya penstabilan laju pertumbuhan penduduk yang beronientasi pada kepentingan pembangunan manusia. Program aksi ini menyerukan agar setiap negara meningkatkan status kesehatan, pendidikan dan hak-hak individu khususnya bagi perempuan dan anak-anak dan mengintegrasikan program keluarga berencana (KB) kedalam agenda kesehatan perempuan yang lebih luas.

    Bagian terpenting dan program tersebut adalah penyediaan pelayanan kesehatan reproduksi yang menyeluruh, yang memadukan KB, pelayanan kehamilan dan persalinan yang aman, pencegahan pengobatan infeksi menular seksual/IMS (termasuk HIV), informasi dan konseling seksualitas, serta pelayanan kesehatan perempuan mendasar lainnya. Termasuk penghapusan bentuk-bentuk kekerasan terhadap perempuan seperti sunat perempuan, jual beli perempuan, dan berbagai bentuk kekerasan lainnya.

Konfrensi Perempuan Se Dunia ke 4 di Beijing China/FWCW (1995)
Deklarasi dan flatform aksi Beijing (Fort Word Confren on Women/FWCW (4-15 September 1995) yang diadofsi oleh perwakilan dari 189 negara mencerminkan komitmen internasional terhadap tujuan kesetaraan, pengembangan dan perdamaian bagi seluruh perempuan di Dunia. Flatform tersebut terdiri dari 6 bab, mengidentifikasikan 12 “Area Kritis kepeduhan “(12 critical areas of consern) yang dianggap sebagai penghambatan utama kemajuan perempuan yaitu:
1.    Kemiskinan
Jumlah perempuan yang hidup dalam kemiskinan lebih banyak daripada laki-laki karena terbatasnya akses perempuan terhadap sumber-sumber ekonomi misalnya: lapangan pekerjaan, kepemilikan harta benda, pendidikan dan pelatihan serta pelayanan masyarakat (misalnya: kesehatan)
2.    Pendidikan dan pelatihan
Pendidikan merupakan HAM dan sarana penting untuk mencapai kesetaraan, dan pengembangan dan perdamaian. Namun, anak perempuan mengalami diskriminasi akibat pandangan budaya, pernikahan dan kehamilan dini, keterbatasan akses pendidikan dan materi pendidikan yang bias gender.
3.    Kesehatan.
Kesehatan perempuan mencakup kesejahteraan fisik dan emosi mereka, yang tidak hanya dipengaruhi oleh faktor biologi tetapi juga turut ditentukan oleh kontest sosial, politik dan ekonomi . Tercapainya standar kesehatan fisik tertinggi penting bagi kehidupan dan kesejahteraan perempuan. Hal ini mendukung perempuan untuk berpartisipasi baik di masyarakat maupun dalam kehidupan pribadinya.
4.    Kekerasan perempuan dan anak perempuan.
Kekerasan pempuan dan anak perempuan subyek kekerasan fisik, seksual dan psikologis yang terjadi tanpa dibatasi oleh status sosial ekonomi dan budaya baik di kehidupan pribadi maupun di masyarakat. Segala bentuk kekerasan berarti melanggar merusak atau merenggut kemerdekaan perempuani untuk menikmati hak asasinya.
5.    Konflik bersenjata
Selama konflik bersenjata, perkosaan merupakan cara untuk memusnahkan kelompok masyarakat/suku, praktik-praktik tersebut harus dihentikan dan pelakunya harus dikenai sanksi hukum.
6.    Ekonomi
Perempuan jarang dilibatkan dalam pengambilan keputusan ekonomi dan sering diperlakukan secara tidak layak (seperti gaji rendah, kondisi kerja yang tidak memadai dan terbatasnya kesempatan kerja profesional)
7.    Pengambilan Keputusan
Keterwakilan perempuan dalam pengambilan keputusan belum mencapai target 30% di hampir semua tingkatan pemenintah, sebagaimana telah ditetapkan oleh Lembaga Sosial dan Ekonomi PBB (theUN Ekonomic and Social Council) pada tahun 1995.
8.    Mekanisme lnstitusional.
Perempuan sering terpinggirkan dalam struktur kepemerintahan nasional seperti tidak memiliki mandat yang jelas, keterbatasan sumber sumber daya dan dukungan dari para politisi nasional.
9.    Hak Azasi Manusia
Hak azasi manusia bersifat universal. Dinikmatinya hak-hak tersebut secara penuh dan setara oleh perempuan dan anak perempuan merupakan kewajiban pemerintah dan PBB dalam mencapai kemajuan perempuan.
10.    Media
Media masih tenus menonjolkan gambar yang negatif dan merendahkan perempuan misalnya menampilkan kekerasan, pelecehan dan pornografi yang berdampak buruk bagi perempuan.
11.    Lingkungan
Perusakan alam menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan kesejahteraan dan kwalitas hidup masyarakat terhadap perempuan di segala usia.
12.    Diskriminasi.
Diskriminasi sudah dialami perempuan sejak awal kehidupannya. Perilaku dan praktik-praktik yang berbahaya menyebabkan banyak anak perempuan tidak mampu bertahan hidup hingga usia dewasa. Kurangnya perlindungan hukum atau kegagalan dalam penerapannya, menyebabkan anak-anak perempuan rentan terhadap segala bentuk kekerasan, serta mengalami konsekuensi hubungan seksual usia dini dan tidak aman, termasuk HIV/AIDS.

Telaah Lima Tahunan: ICPD + 5 (1999).
Lima tahun sejak ICPD Kairo PBB mengundang para pemimpin negara untuk membahas tentang kemajuan dan kegagalan pemerintah dalam melaksanakan kebijakan yang terkait dengan pembangunan dan kependudukan (PRB 2000)

Pada ICPD + 5, isu seksualitas remaja dan abors, masih mengundang kontroversi. Seain itu, muncul kontroversi baru mengenai kontrasepsi darurat dan peran Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dalam negosiasi antar pemerintah. Pertemuan ICPD + 5 ditutup dengan mengadopsi “beberapa tindak lanjut penerapan program aksi ICPD termasuk di dalamnya adalah target baru untuk tahun 2015 yang mempertajam fokus dan tujuan-tujuan pada tahun 1994.

Target Baru 2015 ICPD + 5 menetapkan target untuk mengukur penerapan ICPD yaitu:

1.    Akses terhadap pendidikan dasar pada tahun 2015, meningkatnya keikutsertaan anak laki-laki dan perempuan di sekolah dasar hingga sekurang-kurannya 90% sebelum 2010; serta menurunnya angka buta hurup pada perempuan dan anak-anak perempuan pada tahun 1990 hingga setengahnya pada tahun 2005.

2.    Semua fasilitas kesehatan menyediakan metode-metode KB yang mau dan efektif, pelayanan kebidanan, pencegahan dan penanganan infeksi saluran reproduksi dan infeksi menular seksual (ISR/IMS), serta metode pelindung untuk mencegah infeksi, baik secara langsung maupun rujukan.



3.    Mengurangi kesenjangan antara pemakaian kontrasepsi dengan proporsi individu yang ingin membatasi jumlah anak dengan atau menjarangkan kehamilan, tanpa menggunakan target atau kuota.

4.    Memastikan bahwa sekurangnya 60% persalinan ditolong oleh tenaga terlatih terutama di negara negara dengan kematian ibu yang tinggi.

5.    Pelayanan pencegahan HIV untuk laki-laki dan perempuan muda usia 15-24 tahun. Termasuk penyediaan kondom laki-laki dan perempuan pemeriksaan secara sukarela, konseling dan tindak lanjut.



 5.   HAM dan Hak Kesehatan Reproduksi
      
Hak Reproduksi

Sebelum tahun 1960, beberapa konsesus PBB tentang populasi tidak menfokuskan pada hak kesehatan reproduksi. Demikian pula dengan konvensi tentang perempuan, juga belum memberi penekanan pada HAM atau isu yang mempedulikan reprodusi dan seksualitas. Pada konfrensi HAM I yang diselenggarakan di Teheran tahun 1960, mulai menyebutkan adanya hak untuk menentukan dan jumlah serta jarak anak. Konfrensi HAM ke II pada tahun 1993 di Viena mulai membuat tahapan mengenai hasil konvensi di Kairo dan Beijing yang menegaskan bahwa hak perempuan adalah HAM yang memangkas semua bentuk diskriminasi berdasarkan seks harus menjadi prioritas pemerintah. Dari konfrensi ini akhirnya perempuan mempunyai hak untuk menikmati standar tertinggi dari kesehatan fisik dan psikis sepanjang kehidupan termasuk Hak untuk akses dan pelayanan Kesehatan yang layak. Ada beberapa hak yang digunakan untuk melindungi dan meningkatkan Kesehatan Gender dalam kesehatan Reproduksi dan Kesehatan seksual (Wiknjosastro,2006:18). Menuliskan bahwa kesehatan Reproduksi merupakan HAM. Baik ICPD 1994 di Kairo maupun FWCW 1995 di Beijing mengakui Hak-hak Reproduksi sebagai bagian yang tak terpisahkan dan mendasar dari kesehatan Reproduksi dan Seksual.
   
Hak reproduksi mencakup HAM tertentu yang sudah diakui dalam hukum-hukum nasional, dokumen-dokumen HAM internasional dan dokumen-dokumen konsensus PBB lain yang relevan. Hak-hak ini didasarkan pada pengakuan dan hak-hak Asasi semua pasangan dan pribadi untuk menentukan secara bebas dan bertanggung jawab mengenai jumlah anak, penjarakan anak, dan menentukan waktu kelahiran anak-anak. Mereka mempunyai informasi dan cara memperolehnya, serta hak untuk mencapai standar tertinggi kesehatan seksual dan reproduksi. Hal ini juga mencakup hak semua orang untuk membuat keputusan mengenai reproduksi yang bebas dari diskriminasi, paksaan, dan kekerasan seperti dinyatakan dalam dokumen-dokumen HAM. Untuk melaksanakan Hak tersebut, mereka harus mempertimbangkan kebutuhan kehidupan anak-anak mereka yang sekarang dan pada masa mendatang, serta tanggung jawab mereka terhadap masyarakat (Dwiyanto A., Darwin M., 1996:22).

Hak-hak reproduksi yang dituliskan oleh Widyastuti dkk (2009:3) menurut kesepakatan dalam konferensi Internasional kependudukan dan pembangunan bertujuan untuk mewujudkan kesehatan bagi individu secara utuh, baik kesehatan jasmani maupun rohani, melliputi:
1.    Hak mendapatkan informasi dan pendidikan kesehatan dan reproduksi.
2.    Hak mendapatkan pelayanan dan perlindungan kesehatan reproduksi.
3.    Hak kebebasan berfikir tentang pelayanan kesehatan reproduksi.
4.    Hak untuk dilindungi dari kematian karena kehamilan.
5.    Hak untuk menentukan jumlah dan jarak kelahiran anak.
6.    Hak atas kebebasan dan keamanan berkaitan dengan kehidupan reproduksinya.
7.    Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk termasuk perlindungan dari peerkosaan, kekerasan, penyiksaan, dan pelecehan seksual.
8.    Hak mendapatkan manfaat kemajuan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi.
9.    Hak atas pelayanan dan kehidupan reproduksinya.
10.    Hak untuk membangun dan merencanakan keluarga.
11.    Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dalam kehidupan berkeluarga dan kehidupan reproduksi.
12.    Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi.


Melalui UU No.7/1984, Pemerintah Indonesia bertanggung jawab secara simultan melaksanakan peraturan-peraturan dibawah ini.
Hak-hak tersebut lebih kearah hak-hak sipil dan hak-hak politis misalnya:
Hak untuk hidup, bebas dari tekanan, bersuara, dan mendapatkan informasi. Sedangkan hak-hak ekonomi, sosial dan budaya misalnya mendapat pendidikan, bekerja, dan standar hidup yang sehat baik fisik dan mental (Winkjosastro dkk,2006:20).

Winkjosastro dkk (2006:20) menuliskan dalam setiap hak, pemerintah mempunyai tiga tingkat peraturan:
1.    Menghormati HAM yang berarti Pemerintah tidak melakukan kekerasan.
2.    Melindungi HAM yang berarti Pemerintah membuat suatu Hukum yang mengatur mekanisme untuk melindungi dari kekerasan.
3.    Memenuhi HAM yang berarti Pemerintah mengambil suatu tindakan yang bertahap ditepatkan dalam suatu peraturan yang prosedural (Sesuai prosedur) dalam suatu institusi.
   Pembukaan, Tap.No.XVII/MPR/1998, HAM adalah Hak-hak dasar yang melekat pada diri manusia secara kodrati, universal, dan abadi sebagai anugerah Tuhan YME, meliputi hak untuk hidup, hak berkeluarga, hak mengembangkan diri, hak keadilan, hak kemerdekaan, hak berkomunikasi, hak keamanan, dan kesejahteraan, yang oleh kerena itu tidak boleh diabaikan atau dirampas oleh siapapun. Selanjutnya manusia mempunyai hak dan tanggung jawab yang timbul  sebagai akibat perkembangan kehidupannya dalam masyarakat.
Pembentukan Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap perempuan (1998), pengesahan Undang-Undang No.39/1999 untuk pertama kalinya secara hukum dinyatakan bahwa Hak-Hak perempuan sebagai Hak Asasi Manusia.
HAM, termasuk Hak politik perempuan (winkjosastro dkk,2006:21).


           



Sabtu, 17 Maret 2012

PETA KONSEP
A. Urutan Alat-alat Pencernaan pada Manusia
1. Rongga mulut
Macam-macam gigi
Lidah dan air liur
2. Kerongkongan
3. Lambung
Macam-macam enzim di lambung
4. Usus halus
Macam-macam usus
Macam-macam enzim di usus
5.Usus besar
B. Penyakit yang Menyerang Alat Pencernaan Manusia
1) Diare
2) Maag
3) Radang usus buntu
C. Zat-zat yang Terkandung dalam Makanan Sehat
1) Karbohidrat
2) Lemak
3) Protein
4) Mineral
5) Vitamin
6) Air



Urutan Alat Pencernaan pada Manusia

Rongga Mulut


Di dalam rongga mulut terdapat gigi, lidah, dan air ludah.


Gigi
Gigi manusia terdiri dari gigi seri, gigi taring, dan gigi geraham.
Gigi seri , berfungsi memotong makanan, bentuk permukaannya menyerupai mata kapak.
Gigi taring , berfungsi merobek atau mengoyak makanan, bentuk permukaannya runcing.
Gigi geraham , berfungsi menggilas makanan, bentuk permukaannya lebar dan bergelombang.


Lidah
Fungsi :
Mengatur letak makanan pada waktu mengunyah,
Membantu menelan makanan
Mengecap rasa makanan.
Permukaan lidah kita dapat mengecap 4 rasa dasar, yaitu : manis, pahit, asam, dan asin.


Kerongkongan
Kerongkongan adalah bagian saluran pencernaan yang menghubungkan rongga mulut dengan lambung. Kerongkongan menyerupai tabung yang panjangnya sekitar 20 cm, muai dari faring (anak tekak) sampai lambung. Di dalam kerongkongan terjadi gerakan peristaltik, yaitu gerakan meremas-remas yang dilakukan oleh dinding kerongkongan, yang mengakibatkan makanan terdorong masuk ke lambung.
Fungsi kerongkongan :
Tempat lewatnya makanan sebelum masuk ke lambung
Tempat penyimpanan makanan sementara
Penghubung mulut dengan lambung
Lambung
Lambung disebut juga perut besar. Letaknya di dalam rongga perut sebelah kiri atas. Di dalam lambung, makanan yang sudah dikunyah oleh gigi di dalam mulut, dilumatkan lagi dengan pertolongan bermacam-macam getah lambung, yang dihasilkan oleh dinding lambung. Getah lambung berfungsi untuk memecah makanan agar mudah diserap oleh pembuluh darah dan membawa kuman yang terbawa oleh makanan.



Getah Lambung
Macam-macam getah lambung :
1.    Enzim pepsin, berfungsi mengubah protein menjadi pepton.
2.    Enzim renin, berfungsi mengendapkan protein susu menjadi kasein.
3.    Asam klorida, berfungsi membunuh kuman dan mengasamkan makanan.
Usus Halus
Usus halus merupakan usus yang terpanjang dari saluran pencernaan makanan. Panjangnya mencapai 6 hingga 7 m. Di dalam usus halus terjadi pencernaan makanan secara kimia dan penyerapan sari makanan.
Usus halus terdiri dari 3 bagian, yaitu usus 12 jari, usus kosong, dan usus penyerapan.
Usus 12 Jari
Panjangnya sekitar 25 cm, atau sama dengan ukuran panjang 12 jari tangan orang dewasa. Makanan di dalam usus 12 jari dicerna lagi dengan bantuan getah pankreas dan getah empedu.
Getah pankreas dihasilkan oleh kelenjar pankreas, mengandung enzim seperti berikut :
Enzim amilase, berfungsi megubah zat tepung (amilum) menjadi zat gula.
Enzim tripsin, berfungsi mengubah protein menjadi asam amino.
Enzim lipase, berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
2. Usus Kosong
Usus kosong terletak di antara usus 12 jari dan usus penyerapan. Panjangnya sekitar 2,5 m. Di dalam usus kosong terjadi pencernaan kimiawi. Dinding usus kosong mempunyai kelenjar yang menghasilkan getah pencernaan, tetapi tidak sebanyak di usus 12 jari.
3. Usus Penyerapan
Sari makanan adalah makanan yang telah dicerna secara sempurna. Usus penyerapan merupakan tempat penyerapan sari-sari makanan. Terdapat ujung-ujung pembuluh darah pada seluruh permukaan dinding usus. Sari makanan diserap oleh pembuluh darah sehingga masuk ke dalam aliran darah. Kemudian, darah membawa sari makanan tersebut ke seluruh bagian tubuh.
Usus Besar
Usus besar bersambungan dengan usus halus di rongga perut bagian bawah sebelah kanan. Usus besar terdiri dari usus besar naik, usus besar melintang, dan usus besar turun.
Permulaan usus besar disebut usus buntu. Di bagian ujungnya, terdapat umbai cacing. Bagian akhirnya adalah saluran yang bermuara di anus. Di dalam usus besar sudah tidak terjadi penyerapan sari makanan, melainkan hanya penyerapan air. Di sini terdapat bakteri pembusuk yang berguna bagi tubuh untuk membusukkan ampas makanan sehingga mudah di buang menjadi kotoran (feses) melalui anus.



Hal-hal yang dapat menyebabkan gangguan pada alat pencernaan
Memakan makanan yang dalam jumlah berlebihan
Pola makan yang tidak teratur dapat membuat alat pencernaan tidak bekerja dengan baik
Cara menghancurkan (mengunyah) makanan yang tidak sempurna di dalam mulut dapat memperberat kerja lambung
Pengolahan makanan dan penggunaan alat makan yang tidak bersih dapat mengundang kuman penyakit.
Jenis-jenis Penyakit yang Menyerang Alat Pencernaan
Diare
Diare disebut juga mencret. Terjadi jika penderita mengalami buang air besar yang encer dan terjadi lebih dari 4 kali sehari.
Hal-hal yang menyebabkan diare :
Mutu dan kebersihan makanan yang buruk
Alergi terhadap makanan
Terlalu banyak makan makanan yang asam dan pedas
b. Maag
Maag adalah penyakit yang mengganggu lambung dan usus 12 jari.
Gejala yang timbul antara lain :
Perut terasa perih dan mulas jika terlambat makan
Saat makan, perut terasa sakit, kadang terasa mual bahkan muntah
Penyakit ini timbul karena adanya produksi asam klorida yang berlebihan di lambung.
Sakit maag sering disebabkan oleh rasa lelah akibat kerja dan tegang yang berlebihan.
c. Radang usus buntu
Radang usus buntu disebabkan oleh penumpukan kotoran di usus buntu, yaitu di bagian umbai cacing. Akibatnya, umbai cacing menyempit disertai infeksi oleh kuman. Hal ini menyebabkan umbai cacing meradang.



Zat-zat yang Terkandung dalam Makanan Sehat
Karbohidrat
Fungsi :
Sebagai sumber energi
Sebagai makanan cadangan
Memberikan rasa kenyang
Sumber karbohidrat :
Padi, jagung, gandum, ubi-ubian, kentang, sagu, dsb.
Lemak
Fungsi :
Bahan cadangan makanan dalam tubuh
Pelindung organ-organ
Sebagai sumber tenaga di dalam tubuh
Pelarut vitamin A, D, E, K
Sumber :
1. Lemak Nabati : lemak yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Contoh : minyak kelapa sawit, kelapa, cokelat, alpukat, kemiri, kacang-kacangan, margarin, dsb.
2. Lemak Hewani : lemak yang berasal dari hewan.
Contoh : susu, keju, telur, ikan, dsb.
Protein
Fungsi :
Pengganti sel –sel tubuh yang rusak
Pembentuk/pembangun sel-sel tubuh
Pembentuk enzim dan hormon
Sumber :
1. Protein Nabati : protein yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Contoh : tempe, tahu, kacang-kacangan, dsb.
2. Protein Hewani : protein yang berasal dari hewan.
Contoh : telur, susu, daging, ikan, hati, dsb.
Kekurangan protein akan mengakibatkan penyakit busung lapar .
Mineral
Fungsi umum:
Bahan pelengkap pembangun tubuh
Bahan pelindung tubuh
Bahan penjaga agar fungsi alat tubuh berjalan baik
Contoh mineral :
a. Kalsium (Ca) / zat kapur
Fungsi : pembentukan tulang dan gigi
membantu proses pembekuan darah
b. Zat besi (Fe)
Fungsi : pembentukan hemoglobin(zat warna merah darah)
c. Yodium (I)
Fungsi : pembentukan hormon pertumbuhan dalam kelenjar gondok
d. Magnesium (Mg)
Fungsi : respirasi intrasel dan unsur penting dalam tulang, otot, dan sel darah merah.
Vitamin
Fungsi :
Mengatur kerja alat-alat tubuh, tanpa menghasilkan energi.
Contoh vitamin berdasarkelarutannya :
Vitamin yang larut dalam air : Vitamin B dan C
Vitamin yang larut dalam lemak : Vitamin A, D, E, K
Contoh makanan yang mengandung vitamin :
Buah-buahan (jeruk, mangga, dsb)
Sayuran (wortel, bayam, dsb)
Air
Fungsi :
Sebagai bahan pelarut zat makanan untuk memudahkan proses pencernaan makanan
Menjaga suhu tubuh
Membuang zat sisa dalam tubuh
Sebagai alat angkut berbagai senyawa dan enzim
Mengaktifkan enzim
Mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh


Simpulan
Urutan jalannya pencernaan makan dalam tubuh manusia ialah rongga mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus.
Untuk mencegah timbulnya peyakit yaitu dengan mengkonsumsi makanan sehat dan bersih.
Makanan bergizi mengandung : karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin, dan air.
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi suatu tindakan. Sistem endokrin tidak memasukkan kelenjar eksokrin seperti kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan kelenjar-kelenjar lain dalam saluran gastroinstestin. Kelenjar endokrin (endocrineglarul) terdiri dari (1) kelenjar hipofise atau pituitari (hypophysisor pituitary glanrl) yang terletak di dalam rongga kepala dekat dasar otak; (2) kelenjar tiroid (thyroid glanrl) atau kelenjar gondok yang terletak di leher bagian depan; (3) kelenjar paratiroid (parathyroidglanrl) dekat kelenjar tiroid; (4) kelenjar suprarenal (suprarenalglanrl) yang terletak di kutub atas ginjal kiri-kanan; (5) pulau Langerhans (islets of langerhans) di dalam jaringan kelenjar pankreas; (6) kelenjar kelamin (gonarl)laki di testis dan indung telur pada wanita. Placenta dapat juga dikategorikan sebagai kelenjar endokrin karena menghasilkan hormon. Kelenjar hipofise berukuran tidak lebih besar dari kacang tanah terletak terlindung di dasar tengkorak. Kelenjar ini terbagi atas 2 bagian, bagian depan dan bagian belakang. Bagian belakang merupakan kelanjutan dari hiPotalamus (bagian dari otak). Kelenjar ini menghasilkan hormon pertumbuhan (growth hormone), hormon perangsang tiroid (TSH), perangsang gonad (FSH), dan lain-lain. Hormon pertumbuhan banyak dihasilkan selama masa pertumbuhan, tetapi menurun setelah manusia mencapai usia dewasa. Jika hormon itu dihasilkan dalam jumlah berlebih selama masa pertumbuhan, akan didapatkan anak menjadi sangat tinggi. Kelenjar tiroid atau kelenjar gondok berbentuk mirip kupu-kupu yang menempel di bagian depan batang tenggorok (trachea). Kelenjar ini ikut naik turun pada waktu menelan. Pembesaran kelenjar tiroid disebut goiter atau struma. Pembesaran ini dapat disebabkan oleh kebanyakan produksi hormone atau karena kekurangan iodium hingga produksi hormon berkurang, dan pada kasus lain karena tumor. Produksi hormon yang berlebihan dapat menyebabkan gejala jantung berdebar, yang bila berlarut-Iarut akan melemahkan jantung, banyak keringat dan berat badan turun, serta mata menonjol seperti ikan koki. Pembesaran tiroid yang aktif disebut hot nodule dan yang tidak aktif disebut cold nodule. Kelenjar paratiroid menghasilkan parathormon yang turut mengatur kadar calcium darah. Kelenjar ini berukuran sebesar beras, beIjumlah 4, terletak di sudut-sudut kelenjar tiroid, karena itu kadang-kadang ikut terpotong pada operasi tiroid. Jika itu terjadi, bagi yang bersangkutan tidak terlalu menjadi masalah jika masih ada 1-2 kelenjar yang tertinggal. Tanpa kelenjar ini yang bersangkutan akan mengalami kejang otot karena gangguan kadar calcium darah. Kelenjar suprarenal, bagian pinggir (cortex) dan tengah (medulla). Bagian cortexmenghasilkan hormon pengatur keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh (adrenocorticotrophichormone, ACTH) dan vital untuk kehidupan. Bagian medulla menghasilkan adrenalin dan juga merupakan bagian dari sistem simpatis. Kelenjar suprarenal juga menghasilkan sex-hormone dalarn jumlah sedikit. Kelenjar pancreas melalui pulau-pulau langerhans yang tersebar di dalamnya menghasilkan honnon insulin dan glucagon. Kedua hormon ini mengatur kadar dan penggunaan glukosa dalarn darah. Gangguan produksi honnon insulin mengakibatkan terjadinya penyakit diabetes mellitus.

Kamis, 15 Maret 2012

 


Ketergantungan Obat dan Naza adalah adanya kebutuhan secara psikologis terhadap suatu obat dalam jumlahnya yang makin lama makin bertambah besar untuk menghasilkan efek yang diharapkan.
Definisi menurut WHO merupakan gabungan berbagai bentuk penyalahgunaan obat dan didefinisikan sebagai suatu keadaan (Psikis maupun Fisik) yang terjadi karena interaksi suatu obat dengan organisme hidup.
Penyalahgunaan  NAZA saat hamil dapat mempengaruhi perkembangan janin baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruhnya secara langsung dari obat melalui plasenta dapat menimbulkan efek pada sel embrio, sedangkankan pengaruh tidak langsung dengan mempengaruhi perfusi plasenta dan oksigenasi janin. Disamping pengaruh buruk terhadap kehamilan juga meningkatkan biaya untuk penanganan bayi yang baru dilahirkan (fetal alcohol syndrome). Selain itu dapat menimbulkan masalah misalnya, seperti penyakit menular seksual (PMS) seperti HIV, Hepatitis virus B, PNC yang terlambat atau tidak sama sekali, dan gizi buruk.

HEROIN
Golangan obat ini tidak mempunyai efek teratogenik tetapi hubungan dengan berat badan lahir rendah karena pertumbuhan janin terhambat, meningkatkan insidensi gawat janin.
* Risiko Maternal : Infeksi HIV dan Hepatitis B atau C akibat penggunaan jarum suntik, penurunan  
   denyut jantung dan frekuensi pada pernafasan, penurunan laju pencernaan, pupil miosis, amenore.
* Risiko Perinatal : abortus, kematian janin, pertumbuhan janin terlambat, persalinan prematur, berat
   badan lahir rendah, lingkaran kepala kecil dan panjang badan lahir yang kurang.

KOKAIN
Kokain adalah obatvasoaktif dan dapat menyebabkan masalah pada bayi secara sekunder karena kerusakan plasenta atau memiliki efek langsung pada pembuluh darah janin. Ada 2 jenis kokain ;
murni berupa serbuk putih dan yang telah dicampur dengan soda kue atau sodium karbonat kemudian direbus sampai airnya menguap dan tinggal kerak coklat yang disebut crack dan jenis ini yang lebih berbahaya.
* Risiko Maternal : angina pektoris, infark miokard akut, aritmia jantung, stroke hemoragik,
   nekrosis usus, bahkan kematian mendadak.
* Risiko Perinatal : BBLR, perdarahan intraventrikuler, keterlambatan perkembangan, kelainan
   konginetal seperti prune-belly obstruksi uretra, amnionic band, atresia yeyunum, infrak usus,
   atresia ani, horse shoe kidney, dan club foot.

MARIYUANA
Merupakan halusinogen, sedatif, dapat pula sebagai anti emetik.
Zat ini mempunyai sifat karsinogen, menyebabkan inflamasi luas pada paru, dan menghambat produksi makrofag paru.
* Risiko Maternal : mempunyai efek karsiogenik lebih kuat, menimbulkan inflamasi paru yang
   luas, menghambat produksi makrofag paru.
* Risiko Perinatal : lipatan epkantal lebih berat, hipertelorisme, pertumbuhan janin terhambat,
   partus prematurus, partus presipatus, risiko memanjang waktu persalinan serta partus macet,
   komplikasi mekonium dalam air ketuban.
 Masih banyak lagi seperti Alkohol, Halusinogen, Amfetamin, Tembakau yang semuanya sangat buruk untuk tubuh bahkan janin yang dikandung.

Referensi; Sarwono Prawirohardjo, 2010